Jenis-Jenis
Perubahan Entalpi
- Perubahan
entalpi yang diukur pada suhu 25 oC dan tekanan 1 atm ( keadaan
standar) disebut perubahan entalpi standar ( dinyatakan dengan
tanda DHo atau DH298 ).
- Perubahan
entalpi yang tidak merujuk pada kondisi pengukurannya dinyatakan dengan
lambang DH saja.
- Entalpi molar =
perubahan entalpi tiap mol zat ( kJ / mol ).
- Perubahan
entalpi, meliputi :
1.
a. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar ( DHf o
) = kalor pembentukan
Adalah
perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol senyawa
dari unsur-unsurnya pada suhu dan tekanan standar ( 25 oC, 1
atm ). Entalpinya bisa dilepaskan maupun diserap. Satuannya
adalah kJ / mol.
Bentuk
standar
dari suatu unsur adalah bentuk yang paling stabil dari unsur itu pada keadaan
standar ( 298 K, 1 atm ).
Jika
perubahan entalpi pembentukan tidak diukur pada keadaan standar maka
dinotasikan dengan DHf
Contoh
:
Catatan
:
- DHf unsur bebas
= nol
- Dalam entalpi
pembentukan, jumlah zat yang dihasilkan adalah 1 mol.
- Dibentuk dari
unsur-unsurnya dalam bentuk standar.
1.
b. Perubahan Entalpi Penguraian Standar ( DHd o )
Adalah
perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi
unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar.
Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHd.
Satuannya = kJ / mol.
Perubahan
entalpi penguraian standar merupakan kebalikan dari perubahan entalpi
pembentukan standar, maka nilainya pun akan berlawanan tanda.
Menurut
Marquis de Laplace, “ jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan
senyawa dari unsur-unsur penyusunnya = jumlah kalor yang diperlukan pada
penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsur penyusunnya. “ Pernyataan
ini disebut Hukum Laplace.
Contoh
:
Diketahui
DHf o H2O(l) = -286 kJ/mol, maka entalpi
penguraian H2O(l) menjadi gas hidrogen dan gas oksigen adalah
+286 kJ/mol.
1.
c. Perubahan Entalpi Pembakaran Standar ( DHc o )
Adalah
perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara
sempurna pada keadaan standar.
Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHc.
Satuannya = kJ / mol.
Contoh
:
1.
d. Perubahan Entalpi Netralisasi Standar ( DHn o
)
Adalah
perubahan entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam oleh basa atau
1 mol basa oleh asam pada keadaan standar.
Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHn.
Satuannya = kJ / mol.
Contoh
:
DHn reaksi = -200 kJ
DHn
NaOH = -200 kJ / 2
mol = -100 kJ/mol
DHn
H2SO4
= -200 kJ / 1 mol = -200 kJ/mol
1.
e. Perubahan Entalpi Penguapan Standar ( DHovap)
Adalah
perubahan entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair
menjadi fase gas pada keadaan standar.
Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHvap.
Satuannya = kJ / mol.
Contoh
:
1.
f. Perubahan Entalpi Peleburan Standar ( DHofus )
Adalah
perubahan entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1 mol zat dalam
fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar.
Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHfus.
Satuannya = kJ / mol.
Contoh
:
1.
g. Perubahan Entalpi Sublimasi Standar ( DHosub )
Adalah
perubahan entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat
menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar.
Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHsub.
Satuannya = kJ / mol.
Contoh
:
1.
h. Perubahan Entalpi Pelarutan Standar ( DHosol )
Adalah
perubahan entalpi yang terjadi ketika 1 mol zat melarut dalam suatu
pelarut ( umumnya air ) pada keadaan standar.
Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHsol.
Satuannya = kJ / mol.
Contoh
:
Pemurnian
dan Pemisahan Zat dengan Prinsip Rekristalisasi
Pemurnian
dan Pemisahan Zat dengan Prinsip Rekristalisasi
Landasan Teori
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana zat-zat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap .
Peristiwa rekristalisasi berhubungan dengan reaksi pengendapan. Endapan merupakan zat yang memisah dari satu fase padat dan keluar ke dalam larutannya. Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan merupakan konsentrasi molal dari larutan jenuhnya.
Kelarutan bergantung dari suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang terkandung dalam larutan dan komposisi pelarutnya .
Selama pengendapan ukuran kristal yang terbentuk, tergantung terutama pada dua faktor penting yaitu laju pembentukan inti (nukleasi) dan laju pertumbuhan kristal. Jika laju pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal akan terbentuk, dan terbentuk endapan yang terdiri dari partikel-partikel kecil.
Laju pembentukan inti tergantung pada derajat lewat jenuh dari larutan. Makin tinggi derajat lewat jenuh, makin besarlah kemungkinan untuk membentuk inti baru, jadi makin besarlah laju pembentukan inti .
Garam dapur atau natrium klorida atau NaCl. Zat padat berwarna putih yang dapat diperoleh dengan menguapkan dan memurnikan air laut. Juga dapat dengan netralisasi HCl dengan NaOH berair. NaCl nyaris tak dapat larut dalam alkohol , tetapi larut dalam air sambil menyedot panas, perubahan kelarutannya sangat kecil dengan suhu. Garam normal, suatu garam yang tak mengandung hidrogen atau gugus hidroksida yang dapat digusur. Larutan-larutan berair dari garam normal tidak selalu netral terhadap indikator semisal lakmus.
Garam rangkap; yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu. Misalnya: FeSO4(NH4)2SO4.6H2O dan K2SO4Al4(SO4)3.24H2O. Dalam larutan, garam ini merupakan campuran rupa-rupa ion sederhana yang akan mengion jika dilarutkan lagi. Jadi, jelas berbeda dengan garam kompleks yang menghasilkan ion-ion kompleks dalam larutan.
B. Alat dan Bahan
Alat :
1. Kaki tiga
2. Kawat kasa
3. Gelas kimia
4. Corong
5. Pemanas
6. Kertas saring
7. Sendok
Bahan :
1. Garam daapur kotor
2. Aquadest
C. Cara Kerja
1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Memasukkan 2 atau 3 sendok garam dapur kotor kedalam gelas kimia.
3. Menambahkan air dan mengaduk larutan.
4. Menyaring larutan garam kotor dengan kertas saring.
5. Memanskan larutan dengan spritus.
6. Mengamati larutan yang sedang dipanaskan sampai kering.
7. Membandingkan larutan sebelum dipanaskan dengan setelah dipanaskan.
8. Mencatat hasil pengamatan.
D. Hasil Pengamatan
Gambar
Analisis Gambar
250 ml aquades dipanaskan (diukur dengan labu ukur) dalam gelas beaker yang telah ditimbang terlebih dahulu, sampai mendidih untuk beberapa saat. 80 gram garam dapur ditimbang. Dimasukkan kedalam air panas sambil diaduk, dan dipanaskan lagi sampai mendidih, kemudian disaring. Larutan dibagi menjadi dua bagian untuk dilakukan kristalisasi menurut prosedur dibawah ini.
E. Pembahasan.
Garam kotor hasil saringan ( fitrat ), ketika dipanaskan akan berubah dari larutan garam kotor menjadi garam murni ( NaCL). Dalam waktu 10 menit 34 detik, penyebabnya karena larutan tersebut jika dipanaskan akan menguap. Larutan garam kotor dn air yang telah disaring tadi airnya menguap sedangkan garam kotornya tetap dalam gelas kimia tetapi garam nya berubah menjadi garam murni.
Mula-mula larutan garam kotor yang telah disaring dimasukkan gelas kimia. Hasil saringan tersebut, kemudian dipanaskan diatas pemanas dan diletakkan di kaki tiga. Pada saat pemanasan larutan tersebut akan terjadi suatu pemisahan dari larutan garam kotor menjadimgaram murni ( NaCL).
Reaksi pemisahan tersebut merupakan reaksi endoterm karena menyerap kalor agar menhsilkan padatan garam muruni, bila larutan garam kotor tersebut bermssa maka garam murni yang dihasilkan bermasa juga atau hasil fitrat mempengaruhi produk yang akan didapat setelah reksi pemisahan.
Dalam tahap ini dilakukan proses pelarutan garam dapur ‘cap kapal’ yang berbentuk padatan menjadi suatu larutan. Akuades yang digunakan untuk melarutkan garam ini adalah akuades yang panas. Hal ini ditujukan agar garam yang dilarutkan dapat melarut dengan sempurna. Garam dapur yang dilarutkan dalam akuades panas tersebut terurai menjadi ion-ionnya yakni, ion natrium (Na+) dan ion klorida (Cl-).
Garam dapur yang digunakan dalam percobaan ini merupakan garam yang belum murni. Karena itulah dalam percobaan ini dilakukan pemurnian terhadap garam dapur tersebut yang bebas dari zat pengotor. Garam dapur yang telah dilarutkan dalam akuades tersebut, dipanaskan sampai mendidih, setelah itu disaring dengan menggunakan kertas saring. Filtrat hasil penyaringan tersebut akan digunakan untuk proses kristalisasi pada tahap berikutnya.
F. Kesimpulan.
Kesimpulan dari percobaan ini adalah bahwa garam dapur yang dimurnikan pada percobaan ini, menggunakan prinsip rekristalisasi dengan penguapan, rekristalisasi adalah metode pemurnian bahan dalam hal ini adalah garam dapur dengan pembentukan kristal kembali guna menghilangkan zat pengotor, daya larut dari zat yang akan dimurnikan dengan pelarutnya akan mempengaruhi proses rekristalisasi ketika suhu dinaikkan atau ditambahkan kalor/panas,
1. Filtrate akan mempengaruhi produk NaCL semakin banyak filtrate maka semakin banyak pula NaCL yang dihasilkan.
2. Garam murni yang terbentuk dari reaksi pemisahan berwarna jernih.
3. Larutan pada saat sebelum dipanaskan masih dalam keadaan keruh dan dalam bentuk cair,
4. Sedangkan pada saat larutan sudah di larutan air dan garam kotor telah memisah dan menghasilkan garam murni, karena air menguap ke luar lingkungan atau kaluar dari sitem jika pada reaksi endotermik.
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana zat-zat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap .
Peristiwa rekristalisasi berhubungan dengan reaksi pengendapan. Endapan merupakan zat yang memisah dari satu fase padat dan keluar ke dalam larutannya. Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan merupakan konsentrasi molal dari larutan jenuhnya.
Kelarutan bergantung dari suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang terkandung dalam larutan dan komposisi pelarutnya .
Selama pengendapan ukuran kristal yang terbentuk, tergantung terutama pada dua faktor penting yaitu laju pembentukan inti (nukleasi) dan laju pertumbuhan kristal. Jika laju pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal akan terbentuk, dan terbentuk endapan yang terdiri dari partikel-partikel kecil.
Laju pembentukan inti tergantung pada derajat lewat jenuh dari larutan. Makin tinggi derajat lewat jenuh, makin besarlah kemungkinan untuk membentuk inti baru, jadi makin besarlah laju pembentukan inti .
Garam dapur atau natrium klorida atau NaCl. Zat padat berwarna putih yang dapat diperoleh dengan menguapkan dan memurnikan air laut. Juga dapat dengan netralisasi HCl dengan NaOH berair. NaCl nyaris tak dapat larut dalam alkohol , tetapi larut dalam air sambil menyedot panas, perubahan kelarutannya sangat kecil dengan suhu. Garam normal, suatu garam yang tak mengandung hidrogen atau gugus hidroksida yang dapat digusur. Larutan-larutan berair dari garam normal tidak selalu netral terhadap indikator semisal lakmus.
Garam rangkap; yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu. Misalnya: FeSO4(NH4)2SO4.6H2O dan K2SO4Al4(SO4)3.24H2O. Dalam larutan, garam ini merupakan campuran rupa-rupa ion sederhana yang akan mengion jika dilarutkan lagi. Jadi, jelas berbeda dengan garam kompleks yang menghasilkan ion-ion kompleks dalam larutan.
B. Alat dan Bahan
Alat :
1. Kaki tiga
2. Kawat kasa
3. Gelas kimia
4. Corong
5. Pemanas
6. Kertas saring
7. Sendok
Bahan :
1. Garam daapur kotor
2. Aquadest
C. Cara Kerja
1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Memasukkan 2 atau 3 sendok garam dapur kotor kedalam gelas kimia.
3. Menambahkan air dan mengaduk larutan.
4. Menyaring larutan garam kotor dengan kertas saring.
5. Memanskan larutan dengan spritus.
6. Mengamati larutan yang sedang dipanaskan sampai kering.
7. Membandingkan larutan sebelum dipanaskan dengan setelah dipanaskan.
8. Mencatat hasil pengamatan.
D. Hasil Pengamatan
Gambar
Analisis Gambar
250 ml aquades dipanaskan (diukur dengan labu ukur) dalam gelas beaker yang telah ditimbang terlebih dahulu, sampai mendidih untuk beberapa saat. 80 gram garam dapur ditimbang. Dimasukkan kedalam air panas sambil diaduk, dan dipanaskan lagi sampai mendidih, kemudian disaring. Larutan dibagi menjadi dua bagian untuk dilakukan kristalisasi menurut prosedur dibawah ini.
E. Pembahasan.
Garam kotor hasil saringan ( fitrat ), ketika dipanaskan akan berubah dari larutan garam kotor menjadi garam murni ( NaCL). Dalam waktu 10 menit 34 detik, penyebabnya karena larutan tersebut jika dipanaskan akan menguap. Larutan garam kotor dn air yang telah disaring tadi airnya menguap sedangkan garam kotornya tetap dalam gelas kimia tetapi garam nya berubah menjadi garam murni.
Mula-mula larutan garam kotor yang telah disaring dimasukkan gelas kimia. Hasil saringan tersebut, kemudian dipanaskan diatas pemanas dan diletakkan di kaki tiga. Pada saat pemanasan larutan tersebut akan terjadi suatu pemisahan dari larutan garam kotor menjadimgaram murni ( NaCL).
Reaksi pemisahan tersebut merupakan reaksi endoterm karena menyerap kalor agar menhsilkan padatan garam muruni, bila larutan garam kotor tersebut bermssa maka garam murni yang dihasilkan bermasa juga atau hasil fitrat mempengaruhi produk yang akan didapat setelah reksi pemisahan.
Dalam tahap ini dilakukan proses pelarutan garam dapur ‘cap kapal’ yang berbentuk padatan menjadi suatu larutan. Akuades yang digunakan untuk melarutkan garam ini adalah akuades yang panas. Hal ini ditujukan agar garam yang dilarutkan dapat melarut dengan sempurna. Garam dapur yang dilarutkan dalam akuades panas tersebut terurai menjadi ion-ionnya yakni, ion natrium (Na+) dan ion klorida (Cl-).
Garam dapur yang digunakan dalam percobaan ini merupakan garam yang belum murni. Karena itulah dalam percobaan ini dilakukan pemurnian terhadap garam dapur tersebut yang bebas dari zat pengotor. Garam dapur yang telah dilarutkan dalam akuades tersebut, dipanaskan sampai mendidih, setelah itu disaring dengan menggunakan kertas saring. Filtrat hasil penyaringan tersebut akan digunakan untuk proses kristalisasi pada tahap berikutnya.
F. Kesimpulan.
Kesimpulan dari percobaan ini adalah bahwa garam dapur yang dimurnikan pada percobaan ini, menggunakan prinsip rekristalisasi dengan penguapan, rekristalisasi adalah metode pemurnian bahan dalam hal ini adalah garam dapur dengan pembentukan kristal kembali guna menghilangkan zat pengotor, daya larut dari zat yang akan dimurnikan dengan pelarutnya akan mempengaruhi proses rekristalisasi ketika suhu dinaikkan atau ditambahkan kalor/panas,
1. Filtrate akan mempengaruhi produk NaCL semakin banyak filtrate maka semakin banyak pula NaCL yang dihasilkan.
2. Garam murni yang terbentuk dari reaksi pemisahan berwarna jernih.
3. Larutan pada saat sebelum dipanaskan masih dalam keadaan keruh dan dalam bentuk cair,
4. Sedangkan pada saat larutan sudah di larutan air dan garam kotor telah memisah dan menghasilkan garam murni, karena air menguap ke luar lingkungan atau kaluar dari sitem jika pada reaksi endotermik.
BAB 1PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam ilmu kimia
pemisahan dan pemurnian campuran sangatpenting
dan diperlukan. Dalam praktikum kimia, pemisahan danpemurnian dilakukan untuk mendapatkan xat murni
cari suatucampuran. Pada pekerjaan-pekerjaan di laboratorium banyakmelibatkan pemisahan campuran seperti dalam
pengolahan minyakbumi dan
logam-logam. Untuk dapat melakukan hal tersebutdibutuhkan keterampilan dan pengetahuan. Oleh karena itu harusmengetahui dan mempelajari bagaimana cara-cara
pemisahantersebut dalam praktikum kimia ini. Sebelumnya kita harus
mengetahuiapa yang dimaksud dengan campuran
dan jenis campuran tersebut.Campuran adalah suatu bahan yang terdiri atas satu
atau lebih zatyang berlainan yang bergabung menjadi satu yang masih
mempunyaizat asalnya. Campuran dibedakan menjasi dua, yaitu :
1.
Campuran homogen :
zat-zat pembentukan cairan yang cairannyasulit untuk dibedakan.
2.
Campuran heterogen :
Zat-zat pembentuk cairan yang cairannyamasih bisa dibedakan.Untuk memperoleh zat murni, kita harus
memisahkannya daricampurannya untuk mendapatkan zat murni, dilakukanlah
suatu sistemyang dapat memisahkan anatar
zat murni dengan bahan-bahanpencemar atau pencampur lainnya pada suatu campuran
yaknipemisahan dan pemurnian.Pemisahan
dan pwmurnian suatu zat yang mengalamicampuran atau tercemar dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitupenyaringan
(filtrasi), dekantasi, sublimasi, kristalisasi, adsorbsi,ekstraksi. Pada bagian ini juga akan sedikit
dibahas tentang
21
pemisahan
secara kimia, yaitu kramatografi, sublimasi dandestilasi/penyulingan.
1.2Tujuan
−
Untuk
mendapatkan zat murni dengan jalan sublimasi, dekantasi,kristalisasi, ekstraksi, filtrasi,
absorbsi.
−
Untuk
mendapatkan hasil campuran berupa zat murni dalambentuk kristal, cairan, maupun padatan.
−
Untuk mengetahui
jenis-jenis campuran
−
Untuk mengetahui
perbedaan absorbsi.
22
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Dalam
kehidupan sehari-hari, segala sesuatu yang ada di sekitar kita merupakan
suatu materi, dimana yang disebut sebagai materi ituadalah sesuatu yang memiliki massa dan
menempati ruang. Secara umumateri itu dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu
:
A.Zat
Murni
Zat adalah materi
yang susunan dan komponen penyusunannya sama,zat
murni memiliki komposisi konstan. Salah satu cara untukmembedakan antara zat
murni dan campuran adalah denganmengukur titik leleh atau titik didih.
Suhu zat murni akan tetap konstanketika
meleleh, misalnya es. Es akan meleleh pada suhu 0° C dansuhu ini tetap sama sampai semua es tetap
meleleh. Tetapi jikacampran
dilelehkan biasanya suhu akan berubah secara bertahapketika zat padat
tersebut diubah seluruhnya menjadi cairan.Perbedaan
sifat ini sering kali digunakan sebagai pengujian untukperbedaan bahan itu
murni ata utidak. Jika suhu tetap, sementarabahan itu melelh, maka bahan itu termasuk murni. Tetapi jika suhuberubah
sementara zat tersebut tidak melelh, maka zat tersebut tidaktermasuk zat murni,
melainkan campuran.Adapun zat-zat murni dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
Unsur Usnsur adalah materi yang paling sederhana dan
tidak dapatdiuraikan menjadi zat-zat lain secara kimia. Misalnya air,
air dapatdiuraikan oleh listrik menjadi dua
jenis gas, yaitu hidrogen danoksigen,
sedangkan hidrogen dan oksigen tidak dapat diuraikan
23
lagi
menjadi zat yang lebih sederhana. Zat seperti hidrogen danoksigen , yaitu zat tunggal yang secara
kimia tidak dapat diuraikanmenjadi zat lain
yang lebih sederhana, disebut unsur. Sedangkanzat-zat sperti air, yaitu zat
tunggal yang dapat diurai menjadi zatlain
yang lebih sederhana, disebut senyawa. Beberapa contohunsur dalam
kehidupan sehari-hari adalah besi, alumunium, emas,timah, tembaga, karbon, oksigen, hidrogen, dan belerang sertaperak.
SenyawaSenyawa adlah
zat tunggal yang dapat diuriaikan menjadi zat yanglebih sederhana. Jumlah senyawa jauh lebih banyak dari jumlahunsure. Pada tahun 1799, seorang ilmuwan Prancis
bernamaJosep Louis Proust (1754 – 1826) menemukan satu sifat yangterpenting
dalam senyawa yaitu yang disebut hokum perbandingantetap. Proust menyimpulan bahwa perbandingan massa unsur dalam
suatu senyawa adalah tertentu dan tetap. Dari pembahasandiatas dapat
disimpulkan sifat senyawa sebagaiberikut :a)Tergolong
zat tunggalb)Dapat diuraikan menjasi
zat yang lebih sederhana.c)Terbentuk
dari dua jenis unsure atau lebih denganperbandingan tertentu.d)Mempunyai sifat tetrtentu yang berbeda dar sifat
unsurepenyusunan.
B.Campuran
Campuran
adalah bahan yang terdiri daru dua zat atau lebih yangmasih mempunyai
sifat zat asalnya, atau secara singkat campurandapat diartikan
pula sebagai gabungan dua zat tunggal atau lebihdengan perbandingan sembarang.
Campuran dapat terjadi antaraunsur dengan unsur, contohnya unsur
hydrogen dan oksigen,campuran juga dapat terjadi antara senyawa dengan
senyawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar