Kamis, 16 Agustus 2012

PROFIL ROSIANA SILALAHI


-->
     Rosiana Silalahi, demikian bungsu lima bersaudara ini kerap memperkenalkan dirinya saat sedang membawakan acara berita.
     Wanita kelahiran Pangkal Pinang, Bangka Belitung, 26 September 1972 ini pernah menjabat sebagai presenter berita sekaligus Pemimpin Redaksi Liputan 6 SCTV.
Putri pasangan L.M. Silalahi (alm) dan Ida Hutapea ini berkecimpung di dunia jurnalistik sejak di bangku SMA. Saat sekolah di SMA Ursula, Rosi aktif menggeluti kegiatan majalah dinding (mading) dan majalah sekolah, Serviant.
    Lulus SMA, wanita bernama lengkap Rosiana Magdalena Silalahi ini kemudian mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi negeri.

    Sayangnya, Rosi gagal masuk Jurusan Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (UI). Namun meski demikian, keinginannya untuk menjadi wartawan tak pernah pupus. Ia pun melanjutkan pendidikannya di Jurusan Sastra Jepang Fakultas Sastra UI.

    Setelah lulus kuliah, Rosi melamar kerja di TVRI yang saat itu sedang membuka lowongan. Sebelum akhirnya diterima sebagai reporter TVRI, Rosi sempat bekerja di perusahaan periklanan selama beberapa bulan.

    Di TVRI inilah, istri Dino Gregory Izaak tersebut memulai awal kariernya di bidang jurnalistik. Tahun 1999, kesempatan emas seolah menghampiri saat Liputan 6 SCTV mencari reporter dan presenter baru.
    Rosi diterima. Setahun kemudian ia mulai tampil di belakang meja siar sebagai pembaca berita, meski tugas sebagai reporter tetap dilakoninya.

    Karier Rosi kian menanjak, apalagi setelah Ira Koesno dan Arief Suditomo hengkang dari SCTV. Rosi pun terpilih sebagai salah satu dari enam jurnalis TV se-Asia yang mendapat kesempatan mewawancarai secara eksklusif Presiden AS George Bush di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat pada 2003.
    Nama Rosi makin melejit setelah mendapat gelar Pembawa Acara Talk Show Terfavorit dan Pembawa Acara Berita/Current Affair Terfavorit versi Panasonic Award 2004.

    Setahun kemudian, wanita yang mengakhiri masa lajangnya di Gereja Katedral, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat pada tanggal 30 Juli 2005, ini juga mendapat gelar terfavorit untuk kategori Presenter Berita (Current Affairs) dalam ajang Panasonic Award 2005. Sebelum itu, Rosi dipercayai untuk menjabat posisi pemimpin redaksi Liputan 6.
    Pada Pemilu 2004, wanita yang saat ini menjabat sebagai penasihat Presiden Direktur SCTV ini memproduksi program 'Kotak Suara', sebuah acara yang membahas mengenai money politics sehingga ia memenangkan penghargaan 'Indonesia Journalist Board' di tahun 2004.
Di tahun 2007, wanita berambut pendek ini kembali menyabet gelar Pembawa Acara Berita/Current Affair Terfavorit di ajang Panasonic Award 2007. (vem/meg)

ROSIANA SILALAHI LENGSER DARI PAMRED LIPUTAN6,BAYU MUNDUR

Nova dan Bayu, Presenter SCTV
Jakarta Pergantian pimpinan di redaksi Liputan6 SCTV masih terjadi. Setelah Rosianna Silalahi lengser dari jabatan Pemimpin Redaksi (Pemred), pentolan Liputan6 lainnya, termasuk Bayu Sutiyono juga mundur. Sejumlah orang dimutasi.

Rosianna telah dimutasi dari Pemred sejak pekan lalu dan dijadikan penasihat Presiden Direktur. Sedangkan jabatan Pemred disandang langsung oleh Fofo Suriaatmadja, Presiden Direktur.

Setelah mutasi terhadap Rosianna, rupanya sejumlah awak Liputan6 tetap melakukan reaksi. Bahkan, disebut-sebut ada Tim 9 yang menolak Don Bosco Selamun yang masuk kembalike SCTV. Puncaknya, sejumlah wartawan senior dan produser mundur, termasuk Bayu Sutiyono.

Salah seorang wartawan di Liputan 6 membenarkan bahwa Bayu telah mengundurkan diri mulai siang ini, Selasa (17/2/2009). Begitu juga presenter Nova Rini. Padahal, pada Selasa pagi, Bayu dan Nova masih terlihat bertugas sebagai presenter. Sejumlah wartawan yang dekat dengan Rosi juga dimutasi.

Humas SCTV Budi Darmawan membenarkan bahwa Rosianna Silalahi tak lagi menjadi pemimpin redaksi Liputan 6 SCTV. "Per Kamis (12/2/2009) lalu, Pak Fofo menjadi Ketua Dewan Redaksi, sedangkan Mbak Rosi menjadi advisor," ujar Budi Darmawan saat dihubungi detikcom, Selasa (17/2/2009).

Fungsi Ketua Dewan Redaksi, imbuh dia, sama seperti pemimpin redaksi yang sehari-hari mengawasi dan bertanggung jawab terhadap pemberitaan. Namun demikian posisi pemred tetap ada.

Saat ditanya apakah Rosianna menyatakan mundur setelah dimutasi, Budi Darmawan membantahnya. "Sampai sekarang (Rosi) masih tetap menjadi advisor"," kata dia.

Sedangkan Don Bosco Selamun yang kabarnya santer akan dijadikan pemred menggantikan Rosianna Silalahi, Budi membantahnya. "Don Bosco menjadi group head news center di SCTV. Karena kita dalam upaya pengembangan kelompok SCTV ke depan. Selain Liputan 6 yang sekarang, kita ada news channel 24 jam. Kita kembangkan ke situ news channel," imbuh dia.

Mengenai mundurnya sejumlah wartawan senior dan presenter di SCTV termasuk Bayu Sutiyono dan Nova Rini, Budi mengaku tidak tahu sejauh itu. "Saya tidak mengetahui sejauh itu," ungkap Budi. Saat ditanya apakah memang ada kelompok yang menolak Don Bosco, Budi juga tidak mengetahuinya.

Don Bosco sebenarnya merupakan jurnalis yang sudah malang melintang di dunia pertelevisian. Dia cukup lama di SCTV dan pernah menjabat Wakil Pemimpin Redaksi SCTV. Namun, kemudian dia pindah ke Metro TV dan didapuk menjadi Pemimpin Redaksi. Pada 2007, Don Bosco terpilih sebagai anggota KPI periode 2007-2010 dan keluar dari Metro TV. (nwk/asy)

ROSIANA BERIKAN TRAINING

Rosiana Silalahi Beri Training di Celebes TV


"Siapa sih yang tidak kenal Rosiana Silalahi.. yang tidak kenal mungkin anak yang baru lahir kemarin..". Itulah petikan kata pembuka dari Dirut Operasional Celebes TV, Muannas, saat membuka training hari pertama oleh tim Rosi Inc. Presenter anyar liputan 6 SCTV ini mulai bercerita perjalanan karirnya di jurnalisme televisi. Ia pertama kali jadi jurnalis TV di stasiun televisi milik pemerintah, TVRI, pada Tahun 1985. Namanya melejit ketika menjadi news presenter di SCTV, dengan jabatan terakhir yakni pemimpin redaksi Liputan 6, sebuah program berita unggulan di televisi swasta tersebut. 

Kini, Mbak Rosi, sapaan akrabnya, berkeliling Indonesia bersama tim yang diberi nama Rosi Inc. Kami sebagai awak redaksi Celebes TV merasa sangat bangga mendapat ilmu dari Rosi Inc. Selasa siang tadi, sekitar pukul 14.00 WITA, Rosi yang menggunakan setelan kemeja putih dengan syal merah dan celana jins, tampak bersemangat memasuki ruang redaksi Celebes TV di Menara Bosowa Lantai 15 Makassar. Jadwal training hari ini adalah pengenalan umum jurnalistik TV yang dibawakan oleh Rosi sendiri. Peserta kali ini beragam. Mulai dari produser, presenter, kameramen, editor, dan bahkan kru master contol juga ikut ambil bagian. 

Materi diawali dengan sangat interaktif, dan sempat membuat berdebar - debar peserta yang dilempari pertanyaan oleh Mbak Rosi. Pertanyaan pertama sederhana, yakni sejauh mana pemahaman kami mengenai kode etik jurnalistik. Saya memperhatikan, dalam setiap meluncurkan kata dan membentuk kalimat, Mbak Rosi sangat jarang menggunakan kata "e....", "emmmm", dan sebagainya. Mungkin saking melimpahnya jam terbang beliau sebagai presenter, maupun sebagai performer di depan publik.
 

ROSIANA SILALAHI , JURNALIS WANITA YANG TAJAM DAN TERPERCAYA


Rosiana Silalahi, namanya kerap anda dengar di Puncak Acara Panasonic Award dan Piala yang satu ini beberapa kali singgah di tangannya. Dia adalah salah satu Jurnalis Wanita Terkemuka Indonesia.

Rosiana Silalahi.jpg

Rosiana Magdalena Silalahi, seorang Jurnalis Wanita yang lahir di Pangkal Pinang, Bangka Belitung pada 26 September 1972. Rosiana dipersunting Dino Gregory Izaak di Gereja Katedral, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat pada tanggal 30 Juli 2005.


Lihat foto diatas, ia memenang Piala Panasonic Award. Ia telah menjadi jawara ajang itu selama 3 kali dengan 4 Piala, yakni di tahun 2004 (2 Piala, Kategori Pembawa Acara Talk Show Terfavorit dan Pembawa Acara Berita/Current Affair Terfavorit), 2005 (Pembawa Acara Berita/Current Affair Terfavorit) dan 2007 (Pembawa Acara Berita/Current Affair Terfavorit).
Wanita yang kerap dipanggil Rosi ini mengawali karier Jurnalistiknya di TVRI sebagai reporter. Kesempatan datang di tahun 1999, saat Liputan 6 SCTV mencari reporter dan presenter baru. Rosi diterima dan setahun kemudian tampil sebagai pembaca berita.
Karier Rosi semakin menanjak setelah Ira Koesno dan Arif Soeditomo hengkang dari SCTV. Rosi menjadi salah satu dari 6 jurnalis TV dari Asia yang mendapat kesempatan mewawancarai secara eksklusif Presiden AS George Bush di Gedung Putih pada 2003. Setelah kegiatan itu, berbagai prestasi diraihnya.

Bulan November 2005, Rosi diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai pemimpin redaksi Liputan 6. Saat Pemilu 2004, Rosi memproduksi program ‘Kotak Suara’ yang membahas mengenai money politics sehingga ia memenangkan penghargaan ‘Indonesia Journalist Board’ di tahun 2004.
 
Tetapi, di tahun 2008, ia dipindahtugaskan ke jabatan Penasehat Direktur. Jabatan Pemimpin Redaksi harus direlakannya. Tetapi, kepindahannya itu penuh misteri, sebab, penggantinya adalah Don Boscow Selamun yang merupakan mantan Pemimpin Redaksi Metro TV. Penggantian itu ada hubungannya dengan program desentralisasi pemberitaan di Liputan6.
Saat ini, ia dan sahabatnya di Liputan6, Bayu Sutiyono sudah keluar dari Liputan6 dan lebih memilih menjalankan kegiatan workshop dan seminar.

Memang, orang yang memiliki maksud baik dianggap buruk dan yang buruk dianggap baik. Itulah mengapa sekarang Liputan6 berbeda dari yang dulu dan terkalahkan pamornya oleh program berita tetangga.
Itulah kisah Rosiana Silalahi, seorang Jurnalis Wanita yang Tajam dan Terpercaya.

PROFIL PUTRANA BABAN

Nama              : Putra Nababan.
Tanggal Lahir   : 30 Juli 1974.
Karier              : Jurnalis & News Anchor.

Putra Nababan merupakan putra dari politisi PDI-P yaitu Panda Nababan,Putra Nababan merupakan lulusan luar negeri.

Putra Nababan sendiri mewarisi darah ayahnya yang juga seorang Jurnalis.
Sebelum ke RCTI, Putra Nababan sempat menjadi wartawan dan juga bekerja di Metro Tv.

Saat ini jabatan yang di pegang oleh Putra Nababan adalah sebagai Wakil Pemimpin Redaksi Seputar Indonesia.




6B17vjw8If Pria Humoris, Tapi Tak Romantis


 

(Foto:Dok.Pribadi)
JAKARTA – Bekerja sebagai wartawan membuat waktu banyak tersita untuk pekerjaan. Berusaha selalu meluangkan waktu untuk keluarga, diakui dirinya bukan tipikal cowok romantis.
termasuk lelaki yang jarang mengumbar kemesraan dengan Mira Sirait, perempuan yang dinikahinya pada 14 Februari 2004.
“Buat saya itu yang penting esensinya. Kemasannya nomor dua, subtansinya,” kata .
Beruntung lelaki yang pernah mengecap pendidikan di SMP Tarakanita itu memilik istri dan - yang tidak banyak menuntut. Keluarga memahami dan memaklumi profesinya yang menyita waktu.
“Kalau istri saya tahu dan memahami karena dia berasal dari keluarga yang orangtuanya jam kerjanya tidak terikat. Dia sudah terbentuk akan hal itu. - juga memahami keadaan saya. Tapi kita jangan take it for granted. Kita juga memahami harus ada waktu bersama mereka,” ujar kepada okezone, ditemui di kantor Redaksi Seputar Indonesia, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Guna menyiasati agar hubungan dengan Mira tetap hangat, ayah dari Aubriel dan Gabriel ini berusaha meluangkan waktu dengan mengajak Mira nonton bioskop.
“Saya sempatkan mengajak istri saya nonton, meskipun itu hari kerja. Biasanya pergi setelah saya selesai kerja jam sembilan malam. Kalau -, setiap pagi saya usahakan untuk bermain bersama mereka. Saya curi-curi waktu. Yang penting kan kualitasnya,” beber .
Dan siapa kira, di balik penampilannya yang serius saat membawakan berita di Seputar Indonesia, pemilik nama lengkap James Parolian itu .
“Aslinya saya suka melucu. Saya suka guyonan, suka ketawa. Suka sama hal-hal rileks dan santai, jauh dari kesan formal. Malah lebih informal itu kita wartawan, tidak suka baju rapi. Saya lebih sering pakai celana jeans daripada celana bahan. Lima hari kerja, saya bisa pakai celana jeans tiga hari kerja. Saya bisa tuh, hari Senin pakai jeans. Padahal yang lain berpenampilan rapi karena saya lebih suka pendekatan informal untuk banyak kasus,” akunya.


MASA KECIL PUTRA NABABAN


Ini Wajahku Sejak Kecil
Lucu Kan?
Meski nakal, saat di SD aku termasuk anak yang cukup pintar. Nilai-nilai yang kuperoleh bagus, dan bisa masuk 5 besar. Tapi entah kenapa, menginjak usia SMP aku jadi suka berantem, kabur dari sekolah, nilai raporku jelek, pokoknya tidak sesuai harapan orangtua.
Sementara itu hubunganku dengan kakak dan adik terkadang kompak, terkadang tidak. Dengan kakak yang berbeda usia 2 tahun, aku sering berantem, suka cubit-cubitan. Lain dengan si bungsu, jarak usia kami berbeda 13 tahun, jadi saat ia berusia 1 sampai 6 tahun, aku sudah sekolah di Amerika.
Masa kecilku sangat indah. Sama seperti anak-anak lain, aku juga mengalami main dengan anak tetangga, mengejar layangan, naik sepeda, petasan, gundu, kasti. Tapi, saking nakalnya aku sering dimarahi, bahkan pernah dipukul.
Ceritanya, menjelang Ebtanas aku disuruh belajar di dalam kamar. Tapi, aku malah lompat jendela dan main bola. Pintu kamar, aku kunci dari dalam. Ha ha ha.
Orangtuaku sibuk mencari sana-sini. Akhirnya ketahuan aku sedang main bola. Aku langsung diseret dan “dihajar”. Aku paling takut dan menurut sama Papa, bahkan sampai kini. Yang berubah hanya cara marahnya saja yang lebih rasional.
NOVERITA K. WALDAN
(Minggu depan: Untuk meredam kebandelannya, Putra lalu dikirim sekolah ke Amerika. Di sana Putra hidup sendiri bahkan pernah menyambi pekerjaan sebagai satpam. Cita-citanya menjadi wartawan terus berkobar, hingga mengambil kuliah jurnalistik. Kembali ke Jakarta, Putra mantap berkarier jadi wartawan.)

DARAH WARTAWAN PADA DIRI PUTRA BABAN

Darah Wartawan

Saat-saat menyenangkan 
berkumpul dengan keluarga


Ya, begitulah. Semua yang aku jalani saat ini sebenarnya tak bisa lepas dari faktor Papa. Jika menilik ke belakang, karierku sebagai wartawan mungkin karena Papa juga wartawan. Aku kecil terkenal energik dan tak bisa diam, pokoknya bergerak terus. Makanya, aku termasuk anak yang usil dan bandel. Oh ya, aku adalah anak kedua dari 3 bersaudara dari pasangan Panda Nababan dan Ria Purba.
Lahir di Jakarta, 28 Juli 1974 dengan nama lengkap James Parulian Putra Nababan. Tapi, keluarga dan teman-teman terbiasa menyapaku Putra.
Sebenarnya ada kisah unik dibalik nama asliku. Menurut orangtuaku, aku diberi nama James agar saat aku ke luar negeri, orang akan mudah menyebut namaku. Sementara saat pulang kampung, orang akan paham namaku Parulian. Tapi, saat keliling Indonesia, di pelosok manapun orang akan tahu namaku Putra. Sementara Nababan adalah marga dari Papa.
Papa seorang wartawan yang sangat berprestasi, banyak meluangkan waktu di luar negeri, medan tempur, dan lapangan. Papa enggak punya banyak waktu untuk anak-anaknya.
Tapi, setiap kali punya waktu luang, Papa selalu bersama-sama kami. Memoriku saat bersama Papa lumayan banyak, seperti nonton bola, liputan kampanye, sampai pulang kampung bareng. Papa mengajarkan bagaimana kesombongan itu tidak boleh ada dalam diri kita karena semua itu pemberian Tuhan. Itu yang ditanamkannya sejak kecil.

PUTRA NABABAN MERAIH PENGHARGAAN GOBEL AWARDS




Dapat Penghargaan

   Ketika akhirnya rakyat Indonesia bisa menyaksikan wawancara itu, aku sangat senang. Saat aku menerima penghargaan Panasonic Award sebagai Pembaca Berita Terfavorit 2010, orang mungkin mengaitkannya karena aku bisa mewawancarai Obama.
   Kemarin, jika saja Obama membatalkan wawancara meski aku sudah sampai di Amerika, aku akan biasa-biasa saja. Tapi buktinya, aku bisa mendapatkan tiket dalam kondisi mepet. Ya, itu sudah jalan Tuhan.  
  Yang aku takutkan justru jika tak bisa menjawab pertanyaan masyarakat Indonesia. Soalnya masyarakat kita, kan, merasa Obama sangat dekat dengan Indonesia.
  Pun ketika aku mendapat penghargaan, itu adalah hasil kerja keras bersama teman-teman. Aku berulang kali mengatakan dan meyakini, sebenarnya teman-temanku lah yang mendapat penghargaan ini, tapi dititipkan melalui aku.
        PRESENTER BERITA / CURRENT AFFAIRS 


JAKARTA- Putra Nababan berhasil mempertahankan gelar sebagai presenter berita terbaik di ajang Panasonic Gobel Awards (PGA) 2012. Tahun lalu, presenter berita Seputar Indonesia ini meraih piala untuk kategori yang sama.
Dalam kategori presenter berita dan informasi, Putra Nababan mengalahkan Jeremy Teti, Tina Talisa, Prabu Revolusi dan Grace Natalie.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah bekerja keras. Saya enggak menyangka," kata Putra usai meraih piala di Djakarta Theatre, Jakarta, Selasa (27/3/2012) malam.
Nama Putra melambung ketika berhasil mewawancarai Presiden Amerika, Barack Obama. Wawancara itu menjadi perbincangan karena Obama sempat mengucapkan bahasa Indonesia dan kegemarannya makan bakso dan sate ketika masih tinggal di Indonesia.
 

PRESENTER BAIK (PUTRA NABABAN)

     Wajah pria berkacamata ini beberapa waktu lalu sempat menghebohkan dunia pertelevisian Indonesia. Putra mewawancarai Presiden Barack Obama langsung di Gedung Putih, Amerika Serikat. Berbagai cerita menarik diungkapkan Putra, yang sejak kecil sudah bercita-cita menjadi wartawan.

”Seperti mimpi!” Begitulah perasaanku seusai mewawancarai Presiden Amerika, Barack Obama di Washington DC, Amerika Serikat. Bayangkan saja, aku sampai di sana setelah melewati perjalanan selama 27 jam. Bahkan aku datang sendiri tanpa didampingi kameraman. Tapi, kebetulan aku sudah tahu suasana di Amerika, jadi lebih gampang mengenal tempat-tempat yang akan dijadikan bahan liputan.
Sebenarnya RCTI tidak tiba-tiba ingin mewawancarai Obama. Saat pertama kali Obama muncul, bertepatan dengan dirinya terpilih jadi Presiden, kami sudah memburunya. Namun, tak mungkin kami pesan tiket atau hotel, jika belum ada kata ‘iya’ dari pihak Gedung Putih.
Uniknya, permohonan kami disetujui hanya 3 hari sebelum jadwal wawancara dilakukan. Bayangkan saja, jam 09.00 pagi beli tiket pesawat, jam 14.00 sudah take off .
Beberapa baju dari kantor dan make up aku bawa sendiri. Setibanya di Washington, meski masih jetlag , aku harus meliput yang lain sebelum akhirnya mewawancarai Obama. Oleh Gedung Putih, aku hanya diberi waktu 15 menit untuk wawancara. Meski merasa tak cukup, aku harus memaksimalkan waktu tersebut.
Sebenarnya, sebelum berhadapan dengan Obama, aku sudah melakukan persiapan khusus, terutama fisik. Maklum, Obama bukan narasumber biasa dan bukan orang sembarangan. Tapi, selama liputan di sana aku jadi kurang minum, saking asyiknya mencari berita.
Saat akhirnya masuk Gedung Putih dengan pengawalan ketat, baru terasa ternyata kerongkonganku kering sekali. Tentu saja aku tak bisa langsung minta minum dan beharap mendapat minuman. Untungnya, minuman itu datang sekitar 5 menit sebelum Obama datang. Begitu diberi minum, aku langsung tanya, apakah sudah boleh diminum. Begitu diizinkan, langsung aku minum semuanya, enggak pakai mikir lagi. Padahal, Obama sendiri belum minum. Ha ha ha.
Ketika akhirnya Obama datang, aku kaget karena beliau langsung menepuk pundakku dan menyapa, “Selamat pagi. Apa kabar?” dengan logat yang sangat Indonesia, sama seperti saat aku bercakap-cakap dengan sesama orang Indonesia.




              Last Question

         Dalam waktu 15 menit itu, di menit-menit terakhir aku mencoba memancing Obama dengan pertanyaan seputar makanan khas dari Indonesia. Ternyata Obama bukan hanya suka, tapi juga mengingat benar suara khas tukang sate dan bakso. Ciri khas itu, kan, hanya diketahui orang lokal. Nah, Obama yang pernah tinggal di Jakarta ternyata masih bisa menyebutkan hal-hal itu.
        Awalnya, aku memang agak terganggu dengan kode tangan orang Gedung Putih saat wawancara sudah berlangsung 15 menit. Padahal, masih banyak pertanyaan yang belum kuajukan. Untungnya, waktuku bisa ditoleransi sampai 18 menit.
          Dalam waktu yang mendesak itu, aku tak kehilangan akal. Aku mencoba mengajukan pertanyaan dengan kalimat pendahulu, ”Satu pertanyaan terakhir.” Soalnya, aku tahu Obama pasti punya waktu terbatas.
         Kalau aku enggak bandel, hasil wawancara pasti tidak maksimal. Setelah itu, tak ada lagi tangan-tangan yang memberikan kode. Tapi, setelah itu aku masih mengajukan pertanyaan lagi, ”This is my last question .” Ha ha ha.




Kamis, 09 Agustus 2012

SEJARAH BROADCASTING

BROADCASTING IN INDONESIA

Perkembangan pertelevisian di indonesia.


    Tahun 1989 adalah tonggak perkembangan penyiaran (broadcasting) di Indonesia setelah hampir 37 tahun TVRI menjadi single fighter dalam berkiprah di dunia pertelevisian yakni dengan mengudaranya siaran televise swasta pertama di Indonesia yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang menyelenggarakan siaran terbatas. Kehadiran televise swasta tersebut mendapat sambutan gempita dari masyarakat khususnya di daerah-daerah yang terjangkau oleh siaran RCTI kehadiran TV swasta tersebut di awali dan sebagai konsekuensi terbitnya SK Menteri Penerangan RI Nomor : 190A / Kep/ Menpen / 1987 tentang saluran siaran terbatas, yang membuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi.Adapun setelah mengudaranya RCTI pada Agustus 1989, maka berturut-turut muncul TV-TV swasta lainnya di Indonesia, adalah SCTV (24 / 8 / 1990), TPI (23 / 1/ 1991), ANTV (7/ 3/ 1993), Indosiar (11 /1/ 1995), Metro TV (25 / 11 2000), Trans TV (25 /11/ 2001), dan Lativi (17 / 1 / 2002). Selain itu, muncul pula TV 7 dan Global TV. Jumlah televisi swasta nasional belum mencakup tv lokal-regional, seperti Bali TV, Jogya TV, RBTV, TV Borobudur Semarang, JTV Surabaya, Bandung TV, dan lain-lain.
Dengan hadirnya beberapa televisi nasional dan juga beberapa tv lokal dan komunitas, menambah maraknya bisnis televisi di tanah air, dan pada gilirannya masyarakat akan di hadapkan pada beragam pilihan program yang menarik. Pada era orde baru yang lalu masyarakat hanya memiliki satu pilihan siaran televisi pemerintah yakni TVRI. TVRI yang di lahirkan pada tanggal 24 Agustus 1962, tercatat sebagai televisi siaran terristerial yang pertama dan satu-satunya milik pemerintah hingga awal tahun 1990. pada awalnya TVRI adalah medium pemerintahan Soekarno yang berda pad sebuah yayasan untuk memperkenalkan bangsa Indonesia pada dunia luar. Adapun kelahirannya tidak lepas dari upaya menegakkan eksistensi bangsa Indonesia melalui event Pekan Olahraga Asian Games pada tahun1962. setelah Asian Games sukses di gelar, tepatnya pada Oktober 1963, struktur organisasi TVRI terbentuk. Dengan status yayasan, TVRI bertanggung jawab kepada Departemen Penerangan untuk isi program, tetapi otonom pada pendanaan. Adapun dana operasional TVRI di galang melalui iuran kepemilikan pesawat televisi di masyarakat.



SEJARAH PENYIARAN DUNIA


             
        Sejarah media penyiaran dunia dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sejarah media penyiaran sebagai penemuan teknologi dan sejarah media penyiaran sebagai suatu industri. Sejarah media penyiaran sebagai penemuan teknologi berawal dari ditemukannya radio oleh para ahli teknik di Eropa dan Amerika. Sejarah media penyiaran sebagai suatu industri dimulai di Amerika. Dengan demikian, mempelajari sejarah media penyiaran dunia, baik sebagai penemuan teknologi maupun industri nyaris hampir sama dengan mempelajari sejarah penyiaran di Amerika Serikat. Pada bagian ini, akan dibahas sejarah penyiaran dunia dan juga sejarah penyiaran di Indonesia.
Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya Hertz itu kemudian dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi (1874-1937) dari Italia yang sukses mengirimkan sinyal morse –berupa titik dan garis- dari sebuah pemancar kepada suatu alat penerima. Sinyal yang dikirimkan Marconi itu berhasil menyeberangi Samudera Atlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik 


       
        Sebelum Perang Dunia I meletus, Reginald Fessenden dengan bantuan perusahaan General Electric (GE) Corporation Amerika berhasil menciptakan pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi yang dapat mengirimkan suara manusia dan juga musik. Sementara itu tabung hampa udara yang ketika itu bernama audion berhasil pula diciptakan. Penemuan audion menjadikan penerimaan gelombang radio menjadi lebih mudah.
Radio awalnya cenderung diremehkan dan perhatian kepada penemuan baru itu hanya terpusat sebagai alat teknologi transmisi. Radio lebih banyak digunakan oleh militer dan pemerintahan untuk kebutuhan penyampaian informasi dan berita. Radio lebih banyak dimanfaatkan para penguasa untuk tujuan yang berkaitan dengan ideologi dan politik secara umum. 


          
                Peran radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui pada tahun 1909 ketika informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam. Radio menjadi medium yang teruji dalam menyampaikan informasi yang cepat dan akurat sehingga kemudian semua orang mulai melirik media ini.
Pesawat radio yang pertama kali diciptakan, memiliki bentuk yang besar dan tidak menarik serta sulit digunakan karena menggunakan tenaga listrik dari baterai yang berukuran besar. Menggunakan pesawat radio ketika itu, membutuhkan kesabaran dan pengetahuan elektronik yang memadai.
Sedangkan Sejarah penyiaran suatu industri bermula saat seorang pengusaha tersukses di Dunia yang sekarang baik sebelumnya, maupun selanjutnya mengembangkan usaha mereka yang tidak pernah terpikirkan orang atau hanya karena mereka-mereka ini hanya lagi Hoki ???



Terima Kasihhh,.,. Semoga Bermanfaat  ;) 

MCR (Master Control Room)

      Sistem Master Control Room Televisi Broadcast

                menjadi pusat pengaturan semua tayangan program dan iklan. Master Control Room juga dapat dikatakan tempat pengontrolan keluar dan masuknya sumber. Terdapat tujuh bagian dalam sistem Master Control Room Televisi Broadcast.
              
                       Master Control Room (MCR) Televisi atau disebut juga ruang kendali siaran televisi merupakan ruangan yang berisikan perangkat teknis utama penyiaran dalam mengontrol segala proses siaran stasiun televisi. MCR menjadi pusat dari segala kegiatan produksi siaran yang ada di stasiun penyiaran televisi. MCR sangat penting karena semua materi siaran baik acara secara langsung (live) maupun rekaman di studio, atau kejadian yang langsung dari suatu lokasi di luar studio melalui OB Van atau mobil siaran, harus melalui MCR terlebih dahulu, sebelum akhirnya dipancarkan ke satelit. Materi siaran berupa iklan, logo stasiun televisi, program-program acara, running text dan sebagainya, semuanya telah disiapkan di MCR untuk ditayangkan.

Rabu, 01 Agustus 2012

TUGAS OPERATOR MCR (Master Control Room)

            Secara umum, tugas dari seorang operator penyiaran (biasa disebut Crew Master Control atau MC) adalah menayangkan program yang telah tersusun serta menjaga kelancaran dari program siaran secara kualitatif. Artinya, sekelompok personel MC bertanggungjawab dalam hal kelancaran jalannya program tayang serta menjaga kualitas penayangan gambar maupun audio, baik pada acara yang recorded maupun live. Dikatakan ‘sekelompok’ karena dalam melaksanakan tugasnya, MC harus bekerja secara tim di masing-masing posisi. Posisi yang dimaksud adalah bahwa tiap-tiap personel menangani alat yang berbeda, sehingga dibagi-bagi berdasarkan alat yang dioperasikannya. Posisi tersebut antara lain Audioman, Switcher, Server Operator, Teleprompter, VTR Operator, CG Operator dll.Berikut penjelasan mengenai beberapa posisi tersebut
  •    Audioman, bertugas mengatur kualitas output audio pada program tayang. Alat yang dioperasikannya adalah audio mixer, media player(bisa berupa CD audio player, Tape recorder, dsb.), maupun komputer audio. Pada acara live, audioman juga bertanggungjawab untuk memastikan alat-alat tambahan/penunjang audio (seperti microphone, speaker studio, amplifier, hybrid phone-line dsb.) bisa berfungsi dengan baik.
  • Switcher Operator, mengoperasikan alat yang namanya AV mixer atau lebih sering disebut switcher. Dengan alat tersebut, seorang operator switcher dapat memindah-mindah (switching) gambar dari berbagai video input channel, mengubah efek transisi/perpindahan, mengatur warna, kontras, ketajaman, kecerahan, ataupun memanipulasi format penayangan gambar.

  • Server Operator, secara umum operator server bertugas menyusun program tayang (termasuk di dalamnya iklan, promo, bumper, still, dsb.) pada komputer sesuai dengan rundown yang ada.

  • CG Operator, mengoperasikan software CG (Character Generator) pada komputer untuk menampilkan CG atau efek grafis pada program tayang. Efek grafis tersebut biasanya berupa block title (misalnya berupa tampilan grafis untuk nama presenter, tema acara, nama penelepon, judul berita, judul/keterangan lagu, dsb.), logo (logo stasiun tv, logo program, logo siaran langsung/ulang ),credit title/kerabat kerja, dsb.
  • Teleprompter, bertugas mengoperasikan komputer teleprompter, yaitu komputer yang tersambung dengan kamera prompter di studio yang dapat menampilkan baris teks yang akan dibaca oleh presenter/host/newscaster.
  •  
  • VTR operator, bertugas merekam, mencatat rekaman, meng-capture, dan meng-copy materi program tayang. VTR (Video Tape Recorder) player adalah pemutar kaset untuk video. Format kaset yang umum antara lain Betacam dan MiniDV. 
  •