Pernahkah kamu terjebak dalam posisi seperti Lusi, di mana kamu mencintai sahabatmu namun takut untuk mengungkapkannya karena kamu berpikir persahabatan kalian akan rusak karenanya? Mungkin kamu berpendapat, “Daripada aku kehilangannya, lebih baik aku tetap memilikinya sebagai sahabat.” Nah, bagaimana jika sahabatmu juga berpikiran sama, bahwa ia juga diam-diam menyayangimu lebih dari sekedar sahabat?
Tak ada salahnya kok mengungkapkan perasaan sayangmu pada sahabatmu. Jika kamu memutuskan untuk menyatakan cintamu padanya, perhatikan beberapa hal berikut terlebih dulu:
1.
Pastikan kamu benar-benar menyayanginya lebih dari sekedar
sahabat
Sebelum kamu memutuskan untuk mendeklarasikan perasaan cintamu, pastikan kamu sungguh-sungguh mencintainya dan bukannya hanya perasaan suka sesaat. Lalu bagaimana mengetahui bahwa kamu memang sungguh mencintainya? Coba perhatikan, apakah ada sesuatu yang tampak berbeda darinya? Misalnya, dia mengganti potongan rambutnya dan caranya berpakaian yang membuatnya 10 kali lipat lebih ganteng dari biasanya. Atau, seseorang berpendapat bahwa kalian akan menjadi pasangan yang paling serasi di kampus. Atau bisa saja ia sedang melakukan pendekatan dengan seorang mahasiswi baru di kampus dan kalian menjadi jarang meluangkan waktu bersama – dan kamu tidak suka ia berdekatan dengan perempuan itu. Jika ini yang kamu alami, besar kemungkinannya kamu tidak sungguh-sungguh mencintainya sebagai ‘pria’. Tunggulah beberapa minggu sampai perasaan ini hilang dengan sendirinya. Kamu akan berterima kasih karena tidak terburu-buru mengungkapkan cintamu yang ternyata hanya sesaat itu.
Sebelum kamu memutuskan untuk mendeklarasikan perasaan cintamu, pastikan kamu sungguh-sungguh mencintainya dan bukannya hanya perasaan suka sesaat. Lalu bagaimana mengetahui bahwa kamu memang sungguh mencintainya? Coba perhatikan, apakah ada sesuatu yang tampak berbeda darinya? Misalnya, dia mengganti potongan rambutnya dan caranya berpakaian yang membuatnya 10 kali lipat lebih ganteng dari biasanya. Atau, seseorang berpendapat bahwa kalian akan menjadi pasangan yang paling serasi di kampus. Atau bisa saja ia sedang melakukan pendekatan dengan seorang mahasiswi baru di kampus dan kalian menjadi jarang meluangkan waktu bersama – dan kamu tidak suka ia berdekatan dengan perempuan itu. Jika ini yang kamu alami, besar kemungkinannya kamu tidak sungguh-sungguh mencintainya sebagai ‘pria’. Tunggulah beberapa minggu sampai perasaan ini hilang dengan sendirinya. Kamu akan berterima kasih karena tidak terburu-buru mengungkapkan cintamu yang ternyata hanya sesaat itu.
2.
Apakah sekarang waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanmu?
Ternyata kamu sudah sangat yakin dan positif bahwa kamu mencintainya sebagai ‘pria’. Tunggu dulu! Jangan buru-buru mengungkapkan cintamu padanya. Perhatikan dulu situasi di sekitarmu. Apakah sahabatmu itu sedang menjalin hubungan dengan orang lain? Jika iya, tentu bukan ide yang bijak untuk mengacaukan hubungan mereka, kan? Lalu, apakah kamu sendiri sedang berpacaran dengan seseorang? Mana yang lebih penting bagimu, pacarmu atau sahabatmu? Mana yang lebih kamu cintai? Kalau memang kamu lebih mencintai sahabatmu, putuskan hubunganmu dengan pacarmu sebelum kamu menyatakan cintamu pada sahabatmu.
Ternyata kamu sudah sangat yakin dan positif bahwa kamu mencintainya sebagai ‘pria’. Tunggu dulu! Jangan buru-buru mengungkapkan cintamu padanya. Perhatikan dulu situasi di sekitarmu. Apakah sahabatmu itu sedang menjalin hubungan dengan orang lain? Jika iya, tentu bukan ide yang bijak untuk mengacaukan hubungan mereka, kan? Lalu, apakah kamu sendiri sedang berpacaran dengan seseorang? Mana yang lebih penting bagimu, pacarmu atau sahabatmu? Mana yang lebih kamu cintai? Kalau memang kamu lebih mencintai sahabatmu, putuskan hubunganmu dengan pacarmu sebelum kamu menyatakan cintamu pada sahabatmu.
3.
Bagaimana mengungkapkan cintamu pada sahabatmu?
Oke, perasaanmu sudah cukup meyakinkan dan situasi aman. Dia tidak sedang berpacaran dengan orang lain, begitu pula denganmu. Sekaranglah saatnya bagimu mengucapkan kata-kata yang sudah kamu pendam selama berminggu-minggu (atau bahkan berbulan-bulan). Jangan hanya sekedar menyeretnya ke sebuah ruangan kosong di kampus dan tanpa basi-basi berkata, “Aku cinta kamu.” Kamu pun perlu perencanaan yang matang sebelum memutuskan mengungkapkan cintamu. Pikirkan kata-kata yang akan kamu ucapkan. Mainkan peranmu dalam imajinasimu sampai kamu merasa cukup mantap dengan pilihan kata-katamu. Ada baiknya pula kamu tidak mengatakan kata C itu, tapi gantilah dengan kalimat semacam, “Aku mulai melihatmu lebih daripada sekedar teman.” Mengucapkan kata C hanya akan membuatnya takut jika ternyata ia tidak siap mengetahui kenyataan bahwa sahabatnya mencintainya. Usahakan juga untuk mengungkapkannya dengan nada yang biasa saja. Jangan membuatnya seolah-olah merubah perasaan sayangmu menjadi cinta merupakan hal yang menakutkan.
Oke, perasaanmu sudah cukup meyakinkan dan situasi aman. Dia tidak sedang berpacaran dengan orang lain, begitu pula denganmu. Sekaranglah saatnya bagimu mengucapkan kata-kata yang sudah kamu pendam selama berminggu-minggu (atau bahkan berbulan-bulan). Jangan hanya sekedar menyeretnya ke sebuah ruangan kosong di kampus dan tanpa basi-basi berkata, “Aku cinta kamu.” Kamu pun perlu perencanaan yang matang sebelum memutuskan mengungkapkan cintamu. Pikirkan kata-kata yang akan kamu ucapkan. Mainkan peranmu dalam imajinasimu sampai kamu merasa cukup mantap dengan pilihan kata-katamu. Ada baiknya pula kamu tidak mengatakan kata C itu, tapi gantilah dengan kalimat semacam, “Aku mulai melihatmu lebih daripada sekedar teman.” Mengucapkan kata C hanya akan membuatnya takut jika ternyata ia tidak siap mengetahui kenyataan bahwa sahabatnya mencintainya. Usahakan juga untuk mengungkapkannya dengan nada yang biasa saja. Jangan membuatnya seolah-olah merubah perasaan sayangmu menjadi cinta merupakan hal yang menakutkan.
4.
Bagaimana jika dia tidak balik mencintaimu?
Dengan mengungkapkan perasaanmu, kamu sudah siap menerima segala risikonya. Jika ia tidak balik mencintaimu, kamu pun harus bisa menerima kenyataan itu karena kamu telah berpikir sebelumnya, bahwa lebih baik mengungkapkan cintamu daripada menyembunyikannya. Setidaknya, kamu tahu bagaimana perasaannya padamu, kan? Mungkin sahabatmu akan bersikap seolah-olah percakapan itu tidak pernah terjadi dan tetap memperlakukanmu seperti biasa. Namun, jika sulit bagimu untuk terus bersamanya, hindari dia sementara waktu sampai kamu bisa benar-benar siap menerima keputusannya.
Saat persahabatan
sudah berubah menjadi cinta, pastinya akan ada beberapa kemungkinan dan
perubahan yang terjadi. Seperti apa jadinya ketika persahabatan menjadi cinta?
Yuk lihat beberapa kemungkinannya di bawah ini:Dengan mengungkapkan perasaanmu, kamu sudah siap menerima segala risikonya. Jika ia tidak balik mencintaimu, kamu pun harus bisa menerima kenyataan itu karena kamu telah berpikir sebelumnya, bahwa lebih baik mengungkapkan cintamu daripada menyembunyikannya. Setidaknya, kamu tahu bagaimana perasaannya padamu, kan? Mungkin sahabatmu akan bersikap seolah-olah percakapan itu tidak pernah terjadi dan tetap memperlakukanmu seperti biasa. Namun, jika sulit bagimu untuk terus bersamanya, hindari dia sementara waktu sampai kamu bisa benar-benar siap menerima keputusannya.
Ketika wanita dicintai sahabat prianya…
- Ternyata, tidak semua
wanita menganggap hubungan cinta yang berawal dari persahabatan merupakan
hal normal yang seharusnya terjadi. Beberapa perempuan bahkan akan kecewa
ketika mengetahui sang sahabat ternyata memendam perasaan cinta padanya.
Bukannya apa-apa, wanita sering berpikiran bahwa ketika persahabatan
menjadi cinta, maka hubungan mereka tak akan sama seperti sebelumnya.
Mereka takut bila nantinya hubungan percintaan mereka putus – dan si
wanita ternyata masih menyayangi sahabatnya – maka besar kemungkinannya
mereka tak akan bisa menjadi sahabat seperti semula. Mengapa demikian?
Bayangkan jika ternyata si pria sudah memiliki gandengan lain. Tentu
menyakitkan bagi sang wanita melihat pria yang dicintainya bersama wanita
lain, bukan? Nah, itulah yang ditakutkan wanita jika sahabat prianya
mencintainya.
- Sebagian perempuan
menganggap persahabatan yang dilandasi cinta hanyalah kepura-puraan
semata. Ia akan berpikir bahwa sang sahabat hanya sekedar mengambil
keuntungan pribadi (misalnya ketika si wanita bersedih dan si pria dengan
suka rela – dan senang hati – menyodorkan bahunya untuk menangis) dengan
menjadi sahabatnya, padahal diam-diam ia memendam perasaan pada sang
wanita. Jika ia mengetahui hal ini, mungkin ia akan balik marah pada
sahabat prianya tersebut.
- Ada juga perempuan yang
akan merasa canggung memperlakukan sahabat yang ternyata mencintainya.
Mungkin ia ingin mengatakan sejujurnya bahwa ia tidak memiliki perasaan
yang sama dengannya. Namun, sisi sensitif dan melankolis perempuan
‘melarang’ hal tersebut karena ia tidak ingin mengecewakan dan membuat
sang sahabat patah hati. Padahal, jika si wanita tersebut mengungkapkan
dengan jujur – dan hati-hati – bahwa ia tidak mencintai si pria, tentu
pria tersebut akan mengerti.
- Jika si perempuan tidak
memiliki perasaan yang sama seperti sahabatnya, ia akan menghindari
sahabatnya tersebut karena ia beranggapan dengan cara inilah si sahabat
akan mengerti bahwa wanita yang dicintainya ternyata tidak memiliki
perasaan yang sama dengannya.
- Meski pria dikenal lebih
terbuka dan spontan, ia mungkin tidak akan terang-terangan mengatakan
bahwa ia tidak memiliki perasaan yang sama seperti sahabat wanitanya
tersebut. Apa lagi kalau bukan karena ia tidak ingin menyakiti sahabatnya.
Tentu si wanita akan kecewa jika ia mengetahui ternyata sahabatnya tidak
mencintainya.
- Beberapa pria yang
‘kreatif’ akan menunjukkan perasaan tidak cintanya dengan cara unik.
Misalnya saja, ia akan mempertontonkan hubungan yang romantis dengan
wanita lain hanya untuk menunjukkan pada sahabat wanitanya bahwa, ini lho
wanita yang aku cintai. Bukan kamu.” Ide kreatif lainnya yaitu dengan
menjodohkan sahabatnya tersebut dengan laki-laki lain. Bisa ditebak, tentu
si wanita terang-terangan menolak ide yang dianggapnya gila tersebut.
- Pria yang bisa dibilang
cukup berperasaan dengan suka rela akan menghindari sahabat perempuannya.
Ia berpikir, jika mereka menghabiskan lebih sedikit waktu berdua, si
wanita akan perlahan-lahan melupakannya. Namun, wanita tidak terlalu
memahami ‘trik’ ini dan malah berasumsi bahwa sahabatnya tidak lagi
membutuhkan dan menyukainya.
- Ada juga laki-laki yang
cukup ‘tega’ mengatakan yang sebenarnya pada si sahabat. Ia tidak
bermaksud kejam, tetapi ia hanya berpikir bahwa lebih baik sahabatnya
mengetahui yang sebenarnya sebelum perasaan cintanya semakin menjadi. Dan
yah, setelah itu besar kemungkinannya ia akan menghindari si wanita selama
beberapa waktu sampai sang sahabat bisa sepenuhnya melupakannya. Meski
demikian, ada juga pria yang tetap memperlakukan si wanita seperti biasa
dan menganggap seolah-olah perasaan cinta itu tidak pernah ada.
Selamat! Kamu mencintai sahabatmu dan dia pun begitu. Ketika sahabatmu menjadi pacarmu, mungkin beberapa hal tidak akan sama seperti sebelumnya. Jika sebelumnya kamu bebas bercerita tentang betapa gantengnya Nico, murid kelas sebelah, tentu sekarang kamu tidak bisa seenak perutmu membicarakan Nico di depan pacarmu, yang ternyata adalah ‘mantan’ sahabatmu. Bisa-bisa ia cemberut 3 hari 3 malam dan kamu dengan polosnya bertanya, “Kenapa mesti marah? Biasanya aku juga ngomongin Nico ke kamu.”
Tentu setelah menjadi pacar, ada batasan-batasan yang berbeda ketika ia masih sebagai sahabatmu. Namun, bukan berarti hubungan kalian menjadi semakin jauh, loh. Ternyata, pacar, suami atau istri yang terbaik untuk kita adalah seseorang yang bisa menjadi sahabat buat kita, di mana kita bisa dengan nyaman menjadi diri sendiri tanpa harus “jaim”, bisa dengan bebas berbagi rahasia dan hal-hal dalam hidup kita dengannya, dan bisa dengan jujur dan terbuka mengekspresikan perasaan kita, baik itu senang, sedih, marah ataupun bimbang. Seperti kata kebanyakan orang, “Aku bahagia menikahi sahabatku”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar