Akkarungeng bisa disepadankan dengan pararaton di Jawa
Timur (Kitab Raja-raja, yang
memuat kisah raja-raja zaman kerajaan Singasari
dan Majapahit). Akkarungeng adalah sebuah kitab yang
memuat peristiwa suksesi di kerajaan bone; diawali oleh pengangkatan
raja/mangkau’ oleh kelompok-kelompok masyarakat (anang), masa keemasan
dan masa kemunduran
Hampir tidak ada bukti fisik yang dapat ditelusuri
untuk mencari tahu sejarah awal Kerajaan Bone selain tulisan-tulisan kuno yang
terdapat dalam lontara’. Hanya sedikit informasi dari lontara’ sebagai sebuah
fakta, bahkan mengenai asal-usul Manurung-E disinyalir sebagai mitos,
berupa dongeng yang bersumber dari “sure La Galigo” dan budaya tutur
masyarakat Bone. Namun, setelah era Manurung-E, kesadaran akan sejarah
agaknya mulai mendapat perlakuan khusus yang ditandai dengan keinginan pihak
kerajaan maupun masyarakat luas melakukan penulisan silsilah dan keturunan
raja-raja yang sudah ditulis dengan cermat dalam lontara’ sehingga kesahihannya
dapat dipertanggungjawabkan.
Sebagai cross check untuk menentukan tahun
berdiri kerajaan Bone, peristiwa-peristiwa alam yang tertulis dalam pararaton
atau prasasti di bekas reruntuhan kerajaan Majapahit di Jawa Timur,
sinkron dengan peristiwa-peristiwa alam yang tertulis dalam lontara’. Hal ini
sedikit banyaknya memberikan andil untuk membuat sejumlah asumsi untuk
mengungkap masa awal kerajaan Bone.
Bahan baku pada Akkarungeng ini diambil dari
karya Drs. A. Amir Sessu, Mantan Kasi Kebudayaan Kandepdikbud Kabupaten Bone
yang disadur dari Lontara’ Akkarungeng ri Bone yang selanjutnya
ditulis ulang oleh Asmat Riyadi, pendidik dan budayawan di Bone. Namun oleh
pengelolah blog ini disajikan dalam format yang berjenjang untuk
mengklasifikasi awal pemerintahan, perubahan-perubahan kebijakan, silsilah dan
keterangan-keterangan lain. Jikapun ada tambahan akan diusahakan memberi
referensi jika pembaca berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar